Rabu, 19 September 2012

CECERAN DARAH DIBULAN BERKAH


Ramadhan 1433 hijriyah,
Catatan-Nya mengagungkan-Nya dalam hela detik yang merah
Kemegahan seribu bulan tak serta jadi ladang toleran
Hak asasi hanya jadi wacana busuk para pendengki
Perbincangan jalan damai malah jadi ajang konspirasi

Rohingya yang basah dengan darah
Saat kita gembira menyambut detik puasa, di sana mereka diancam dan di siksa
Saat kita meributkan awal sahur, di sana mereka ketakutan digempur
Saat kita menikmati buka puasa bersama keluarga,
Disana batin mereka menangisi keluarganya yang baru saja terbunuh
Saat kita mengeluh di siang hari,
Disana mungkin saja mereka sedang berlari sembunyi
Dari peluru-peluru binatang pembersih etnis


Anyir terasa dalam nuansa ramadhan kini
Ceceran darah dibulan berkah terus tumpah
Ribuan nyawa syahid tanpa daya
Tanpa geming saudara semuslim yang berkuasa

“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah,                                                                            tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri.                                           Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang).                                                         Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu.                                           Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan-Nya.”

                                                        Kembangan Selatan, 31 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...