Selasa, 29 Desember 2015

Kini Bermainlah Sepuasmu


Kini hanya tinggalah bayangan mu, terlalu cepat waktu indah itu pergi berlalu. Dihari-hari saat kita bersama, di saat kau bercanda ria membuatku tertawa, saat sejenak penat terlepas sudah dengan tingkah mu, kini tiada lagi. Tak banyak yang mengerti arti kebersamaan yang melahirkan cinta dan kepedihan atas kepergiannya, baik makhluk ataupun waktu.


Makhluk kecil yang lucu,
Dengan apa harus kulukiskan nadi hati yang sejenak terhenti, bayangan itu hadir berpendar ke sana-kemari. Hinggap pergi dilain tempat yang dulu kau sukai, yang dulu kau diami, yang dulu kau jelajahi, yang dulu kau ada disitu.






Makhluk kecil yang lucu,
Dulu kau ada disaat sujud-sujud ku, kadang kau bangunkan ku di sepertiga malam terakhir. Mencakar-cakar rambutku seolah halus tangan mu membangunkan ku tuk bersimpuh pada pemilik semesta. Saat itu kau amat bermakna.




Makhluk kecil yang lucu,
Bila kesabaran mendatangkan keberkahan, adalah dirimu perantara terbaik kucuran nikmat itu. Saat harus ada makanan untukmu, dan ku yakin memang ada bagian mu. Amat indah teratur dalam kebersamaan kita. Dulu.



Tapi setiap nyawa ada masanya. Ada kala keterpisahan adalah jalan terbaik untuk mempersiapkan kebersamaan abadi yang lebih terencana. Karena dunia tak akan ada selamanya, suatu saat hancur binasa. Karena dunia adalah keterkekangan yang terbatas, sesak yang tak berujung bila dituruti.




Maka duhai makhluk kecil yang lucu,
Kini bermainlah sepuasmu di alam-Nya yang lain. Berlarian lah sebebas-bebasnya ke penjuru mana yang kau suka. Pencipta mu lebih menyayangi dan memahami mu dibanding dunia dan isi nya. Mungkin suatu masa bila kau nantikan kami datang sebagaimana ketika kau di dunia, haraplah kami dengan doa mu jika memang bisa.



Selamat jalan Mio, kucing kecil ku yang lucu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...