Kini hanya
tinggalah bayangan mu, terlalu cepat waktu indah itu pergi berlalu. Dihari-hari
saat kita bersama, di saat kau bercanda ria membuatku tertawa, saat sejenak
penat terlepas sudah dengan tingkah mu, kini tiada lagi. Tak banyak yang
mengerti arti kebersamaan yang melahirkan cinta dan kepedihan atas
kepergiannya, baik makhluk ataupun waktu.
Makhluk kecil
yang lucu,
Dengan apa
harus kulukiskan nadi hati yang sejenak terhenti, bayangan itu hadir berpendar
ke sana-kemari. Hinggap pergi dilain tempat yang dulu kau sukai, yang dulu kau
diami, yang dulu kau jelajahi, yang dulu kau ada disitu.
Makhluk kecil
yang lucu,
Dulu kau ada disaat
sujud-sujud ku, kadang kau bangunkan ku di sepertiga malam terakhir. Mencakar-cakar
rambutku seolah halus tangan mu membangunkan ku tuk bersimpuh pada pemilik
semesta. Saat itu kau amat bermakna.
Makhluk kecil
yang lucu,
Bila kesabaran
mendatangkan keberkahan, adalah dirimu perantara terbaik kucuran nikmat itu. Saat
harus ada makanan untukmu, dan ku yakin memang ada bagian mu. Amat indah
teratur dalam kebersamaan kita. Dulu.
Tapi setiap
nyawa ada masanya. Ada kala keterpisahan adalah jalan terbaik untuk
mempersiapkan kebersamaan abadi yang lebih terencana. Karena dunia tak akan ada
selamanya, suatu saat hancur binasa. Karena dunia adalah keterkekangan yang terbatas,
sesak yang tak berujung bila dituruti.
Maka duhai
makhluk kecil yang lucu,
Kini bermainlah
sepuasmu di alam-Nya yang lain. Berlarian lah sebebas-bebasnya ke penjuru mana
yang kau suka. Pencipta mu lebih menyayangi dan memahami mu dibanding dunia dan
isi nya. Mungkin suatu masa bila kau nantikan kami datang sebagaimana ketika
kau di dunia, haraplah kami dengan doa mu jika memang bisa.
Selamat jalan
Mio, kucing kecil ku yang lucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar