Kamis, 27 Juli 2017

BELAJAR MENGGALI PESAN CINTA

Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku (Muttafaqun Alaih)

Cinta selama nya selalu romantis meninggalkan kesan mendalam bagi yang mengalami ataupun hanya sekedar melihat atau membaca kisahnya. Romantisme cinta jua membekas menjadi potongan-potongan sejarah indah yang selalu syahdu untuk di ceritakan pada generasi selanjutnya.
Kala cinta bermula saat bersua;

Bukankah Aku ini tuhanmu ? 

Maka cinta yang lain menyambut;

Betul, (Engkau tuhan kami), kami menjadi saksi

Lalu di mulai lah romantisme itu dalam hubungan penjagaan cinta terhadap yang di cintai nya. Meski tak selamanya cinta berbalas hal yang sama, tapi tidak dengan Sang Pencinta sejati. Dia amat sabar membersamai seperti dalam pesan-Nya

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

Sebegitu besar rasa cinta-Nya hingga tak akan meninggalkan sekecil apapun tanpa pengawasan-Nya demi dan untuk cinta-Nya. Setiap nafas yang melaju bagai detik yang berganti adalah cinta yang mewasiatkan kedekatan pada-Nya. Maka segala wujud kejadian yang terjadi merupakan pesan cinta mendalam untuk dan demi kebaikan yang di cintai-Nya.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)
Bukankah pasrah pada yang mencintai sepenuhnya lebih baik daripada menduga-duga dan meraih yang belum tentu menjadikan kehidupan lebih baik ???
Jika mungkin terlelah dalam mencintai dan sejenak awan hitam mewarnai hari, maka pesan cinta-Nya perlu di cermati
“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”  (QS. Asy-Syuro: 30)
Maka kembali lah pada cinta yang sesungguhnya agar abadinya kenikmatan hidup kelak dapat diraih sempurna dan berkelanjutan.
“… Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”  (QS. At-Thalaq: 2-3).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...