Hhhuuuusssttt……
Kala kau
lewat damai serasa menentramkan, ku ingat sepi dalam bayang-bayang pematang
siang yg sunyi, hanya debu desa dan panasnya udara matahari menemani. Sjauh
mataku memandang ternyata waktu tertawa melihatku terdiam, merasa aneh denganku
yg terdiam, smakin menjauh karenaku yg terdiam, kulihat matanya mengisyaratkn
kesombonganku katanya.
Angin itu
berlalu setiap waktu, melintasi pori-pori hulu nafas setiap yg bernafas,
melalui lembah-lembah gundah setiap masanya, menyambangi ketenangan alam yg
terpajang indah. Angin itu diam bukan tanpa alasan, kadang keadaan geografis
suatu tempat mengharuskannya berhembus lambat, kadang pada padang yg berpasir
dia akan membawa serta debu ke mukamu.
-->
Angin yg
kecil berhembus pada udara yg panas pasti selalu dipuji, lain halnya saat
kondisi gersang dan dia melintas dengan ketergesa-gesaannya. Tanpa penjelasan
dan ilmu banyak kita memakinya.
Akh….andai
saja semua mengerti kita hanya makhluk lemah penuh khilaf dan salah, dan rela
mengikhlaskn apa yg tlah terjadi. Bilakah angin itu ada kau memakinya,
bagaimana bila esok lusa tak dapat lagi kau merasakannya kawan.
Akh…biarkan
semua berkata namun angin tetaplah bergerak dan terus bergerak mencari tebing
tuk didaki, lembah tuk disebrangi, juga lautan tuk diarungi bersama kepuasan
penciptaan-Nya.
Akh….semua
ada masanya kawan, semua ada waktunya.
Hhhhhuuuuuussssssstttttt……………………………………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar