Rabu, 23 Januari 2013

RENUNGAN BANJIR IBUKOTA


Januari 2013 saat Jakarta terkepung banjir,

Cerahnya langit pada saat tahun baru yang dibalas hujan kembang api oleh warga ibukota, tak membuat pemapar pelangi itu mengembalikan pada bumi dengan pengembalian yang terburuk. Yang Maha Kasih Membelai bumi dengan menjatuhkan keberkahan yang tak terbendung karena tanah berubah aspal dan trotoar, sementara doa pinta hanya sekedar keperluan warga semata. Bukan karena sadar jiwa akan hidup yang sementara.

Jakarta dalam rengkuh langit,


Arus tlah menggerus nafas waktu di sini, udara terbuka siarkan angin yang dingin, hembusan rintik halus nan panjang mengiringi detik-detik sepanjang hari. Memenuhi tanggul-tanggul, mengisi kali-kali, menggenangi jalan-jalan. Melagukan desir hujan demi hujan.
Ibukota yang basah,

Arus yang kian kuat saat itu menyajikan korban demi korban, rumah tenggelam, warga menghilang terseret tersapu, jalanan berubah kolam-kolam, mayat-mayat sekali-sekali ditemukan.

Malam dalam genggam awan,

Gelegar halilintar terdengar menakutkan, membatalkan pulasnya orang-orang yang tertidur, jendela berkabut sementara diluar langit menghitam mencekam, gemericik air terlalu keras berdendang memantul, dari atap-atap rumah, dari jalan-jalan aspal, dari saluran-saluran pembuangan, yang terpaksa terbagi pada warga hingga tenggelam lah rumah mereka.

Daerah khusus macet kini pun banjir,

Jalan tol mendadak kemasukan motor, penertiban dimana-mana, tapi kesemrawutan terlihat tetap rapi terjaga. Kemacetan asyik bercengkrama dengan waktu, memanjangkan lalu lintas pagi dan petang, di jalan arteri pun jalan bebas hambatan.

Ketika Jakarta berstatus siaga,

Jiwa-jiwa bijak bertebaran, menerobos genangan untuk membantu dan berbagi, mulai dari aparatur pemerintahan, ormas-ormas dan parpol-parpol, hingga kelompok pun orang per orangan.

Tapi langit masih menggemuruhkan celoteh awan,

Jakarta seharusnya kencang berdoa, semoga tak masuk sejarah, daerah yang binasa  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...