Senin, 11 Februari 2013

Teruslah Berbaik Sangka


Teringat kalam murrobi beberapa pekan ke belakang, dia menceritakan hikmah kebijaksanaan. Tentang seorang janda tukang tenun yang mempunyai banyak anak pada zaman Nabi Daud. Sepeninggalan suami tercinta, dia berusaha membuat kain selama beberapa hari untuk kemudian di jual di pasar. Besar harapannya agar kain itu nantinya segera terjual, agar dia dan anak-anaknya bisa makan. Sambil menyelesaikan pekerjaannya, dalam hati kecilnya dia mengeluh pada Allah perihal pahitnya hidup yang dijalani. Sampai pada saat kain itu jadi, dan harus segera di jual.

Ketika janda itu bersama anak-anaknya pergi ke pasar hendak menjual kain tersebut, di tengah jalan datanglah seekor burung yang dengan tiba-tiba mengambil kain itu lalu membawanya pergi. Serta merta mereka terkejut dan berusaha mengambilnya kembali. Tapi burung itu sudah jauh meninggalkan mereka.

Janda itu membuncah rasa dan mengeluh bahkan sampai menyalahi Allah dengan berkata;


“Allah tidak adil…… Allah tidak adil…… “

Kemudian janda tadi akhirnya pergi menemui Nabi Daud dan mengadukan semua kejadian itu dengan mulut yang masih mengutuk burung yang membawa kainnya pergi. Juga menyalahi Allah yang menurutnya tidak adil.

Namun belum sempat Nabi berkata-kata, datanglah sekelompok pelaut membawa sebuah peti. Ketika Nabi menanyakan maksud kedatangan mereka, salah seorang dari mereka menjawab;

“Tadi ketika kami sedang berada di tengah lautan lepas, perahu kami bocor dan kami hampir saja tenggelam. Tapi Allah mengirimkan seekor burung yang membawakan kain pada kami, sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan dan tidak jadi tenggelam. Untuk mensyukuri itu kami telah sepakat hendak memberikan peti berisi uang ini kepada sang pemilik kain tersebut.”  

ALLAHU AKBAR!!!

Kejadian tersebut di atas menggambarkan pada kita bahwa keadilan Allah sebenarnya meliputi prasangka kita tentang hidup. Karena Allah lah yang menjadikan kita ada di dunia dan bisa menikmati kekayaan alamnya, Allah lah yang membuat kita mampu merasakan betapa mahalnya indera jasmani, Allah jua lah yang Maha Bisa mengobati kegundahan rohani kita.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...