Hadapnya
wajah itu,
Sedari
ragu membuncah ambigu menakar tentu-tentu tertentu,
kebaikan-Mu
meliputi kezaliman zaman
yang
terbuihkan bodohnya alam igau akhir masa.
Kerusakan
demi kerusakan adalah pembenahan-Mu dalam tangis mereka,
saat
taklif tertancap dijantung rahim manusia.
Semesta
menghadap pada-Mu kala itu
Saat
sujud sujud cemas tak mencemaskan yang bersujud,
saat
darah darah teralirkan sementara yang menyaksikan
siap
menambahkan aliran darah itu,
saat
sejuta tangis menggema namun yang terdengar hanyalah tasbih
yang
men-tahmidkan tahlil-Mu,
saat
ketakutan akan keburukan itu adalah kebaikan,
saat
firman berabad silam menjelma nyata tanda penutup massa.
Semesta
mesti menghadap pada-Mu kala itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar