Bagi saya
politik itu kotor, kejam, menghalalkan segala cara dan jauh dari kebaikan.
Anggapan itu saya dapat ketika masih sekolah. Dalam pandangan saya mereka yang
terlibat dikancah perpolitikan, sudah pasti akan melakukan berbagai cara agar
berhasil meraih suara demi pemimpin-pemimpin mereka.
Apalagi jika
hal itu dibalut dengan embel-embel agama, rasanya tidak pantas kemurnian ajaran
agama harus disandingkan dengan perpolitikan yang penuh intrik.
Seperti
beberapa partai politik yang mengatasnamakan agama, mengatasnamakan dakwah.
Yang paling terlihat
penyandangan lebel agama, ternyata ada pada PKS. Yang menamakan partai islam,
partai dakwah. Yang juga katanya di dalamnya ada pembinaan yang lain dari pada
partai lainnya. Hal ini membuat saya makin membenci perpolitikan dalam negeri.
Sampai sejak saya berhak memilih dalam suatu pemilihan, saya tidak pernah
datang mencoblos. Karena bagi saya semua partai sama saja, sama-sama buaya
pemerintahan yang kan mencaplok mangsanya ketika sudah dipercaya.
Tapi saya
pernah merenungi satu hal, pada dasarnya berpolitik adalah cara menggunakan
pikiran untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu.
Namun saya
masih mencari kesesuaian arti jika kata politik disandangkan dengan islam.
Mengingat politik islam dalam pemahaman saya adalah bersiasat atau berpikir
dengan cara islami untuk mengatasi masalah, maka seharusnya tidak masalah jika
ada partai politik yang mengaitkan jejak langkahnya dengan pemahaman islam.
Dan
sepengetahuan saya, islam mengajarkan umatnya untuk selalu memikirkan
permasalahan hidup. Baik demi kepentingan individu maupun jamaah, baik dalam
hal ketuhanan ataupun kemanusiaan.
Dari sini saya mulai membuka pikiran,
mencoba mencari dari sumbernya. Diam-diam saya bergabung dengan PKS pada tahun
2010 lalu.
Setelah
beberapa bulan bergabung, akhirnya dengan lega saya bisa katakan;
Saya bangga
(pernah) membenci PKS, karena dengannya saya dapati pemahaman baru. Tentang
pemerintahan dimana kotornya dunia politik, tidak akan turut mengotori
penggiatnya yang lebih giat mengejar kerelaan Tuhannya dengan membumikan nilai
rahmatan lil alamin.
Saya bangga
(pernah) membenci PKS, karena rasa itu mengantarkan saya pada perasaan yang
lebih baik, lebih sejuk dan lebih mendamaikan dari pada hanya menduga-duga.
Karena kita tak mungkin tahu seberapa cantik mutiara, jika kita sudah takut
duluan akan dalamnya lautan samudera.
Saya pun bangga
(pernah) membenci PKS, karena partai ini ternyata mengajarkan apa-apa yang
diajarkan di masjid-masjid, di madrasah-madrasah, di pesantren-pesantren.
Karena partai ini mengajarkan kedekatan batin antar setiap kader dengan
mengembalikannya pada Al-Qur’an sebagai kalamullah. Karena Al-qur’an adalah
obat termujarab segala kegundah-gelisahan.
Akhirnya dengan
bangga pula ingin saya sampaikan,
Jangan sampai
menyesal berkepanjangan dengan terus berprasangka pada PKS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar