Baru sekarang
saya sempat menuliskan pengalaman itu, saat-saat beberapa minggu yang lalu kami
berkumpul berlibur bersama. Indah ukhuwah itu terasa baik sebelum, sepanjang
perjalanan, maupun sesudah acara itu terselenggara.
Kami bukan
lah saudara kandung, tapi kami adalah keluarga. Lebih tepatnya keluarga seiman,
keluarga satu nabi dan agama Islam. Keluarga yang anggotanya saling melengkapi
satu dengan yang lain, saling menjaga dan membahagiakan satu dengan yang lain.
Insya Allah setidaknya itulah yang terasa saat-saat di sana. Tak lama memang,
hanya dua hari satu malam. Hanya sekedar berkumpul, bermain, berbagi cerita dan
saling nasehat menasehati bersama.
Di sana,
Atmosfir bumi
puncak mampu sejenak merontokkan dari kepenatan agenda-agenda yang insya Allah
dalam rangka kebaikan yang selama ini kami lakukan. Agenda menata diri pribadi
dan sosial, menata niat dan keyakinan, agenda meluruskan amanah Allah,
sebagaimana khalifatul fil ardh yang
Dia Titahkan pada manusia.
Harum semilir
oksigen di dataran tinggi di sana, telah mengisahkan jejak-jejak kenangan
persaudaraan. Jejak-jejak kedekatan emosi spirit ukhuwah yang merupakan salah
satu hadiah indah dari Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya;
“Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103).
”Dan
Dia (Allah) yg mempersaatukan hati mereka (orang yg beriman). Walaupun kamu
menginfakkan semua (kekayaan) yg berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sungguh, Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Al anfal : 63)
Jua sebagaimana sabda
Rasulullah Saw;
“Perumpamaan
seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang,
bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh
bagian tubuh lainnya turut merasakannya.” (HR. Imam Muslim).
Selama di
sana, banyak hal yang di diskusikan selain bermain dan bercanda tawa bersama.
Hal yang menyisakan tugas lanjutan sebagai penerus semangat perjuangan menuju
perbaikan. Hal yang insya Allah dapat menjadi pemberat timbangan amal kebaikan
di yaumil hisab nanti. Hal yang semoga sepanjang perjuangan nanti, Allah
berkenan memberikan kefahaman, kekuatan, kesabaran, kelapangan dan keberanian
untuk terus melangkahkan kaki memijak jalan-jalan pilihan menuju kebaikan.
Insya Allah.
Dalam Ingatan,
Rihlah DPRa
Kembangan Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar