Kala itu di hari
Jum’at, 8 Mei 2015. Allah telah berbaik hati memberikan kami kesempatan untuk
bisa memasarkan produk bunga sabun di gedung Smesco. Sebuah tempat di mana
terpusat produk-produk UKM dan kreasi anak negeri. Sebuah kenyataan yang selama
ini hanya jadi mimpi itu begitu indah. Melalui tangan dingin seorang anak muda,
akhirnya kami bisa membuka stand dagangan bunga sabun kami di sana. Tapi banyak
pelajaran yang amat berharga dihari itu.
Pagi itu selepas
subuh aku dan istri bersama-sama membuat packing untuk dagangan bunga sabun
kami, sedianya sebelum jam delapan pagi kami sudah harus ada di Smesco. Tapi
karena keterbatasan SDM, kami baru bisa berangkat sekitar jam tujuh. Aku
menyewa tukang ojek untuk membawa bunga sabun kami. Sedangkan aku dan istri
mengikutinya dari belakang. Tapi manusia memang hanya bisa berencana, Allah lah
yang menentukan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Belum jauh dari
rumah, tiba-tiba motorku mogok. Mesinnya gak mau nyala. Aku yang gak begitu ngerti
soal motor agak tegang juga dibuatnya. Pasalnya dagangan bunga sabunku sudah
jauh di depan dibawa tukang ojek. Dalam kondisi genting itu, istriku berusaha
mencari bantuan. Kami masuk ke sebuah perkampungan, mencoba mencari bengkel
yang barangkali sudah buka. Tapi tetap juga tidak ada.
Alhamdulillah
seorang ibu akhirnya menawarkan motor nya untuk kami pakai. Dia seperti yang
begitu percaya pada kami, padahal belum pernah kami bertemu sebelum ini. Tapi
Tangan Allah Yang menggerakkan nya menolong kami. Dan perjalanan pun bisa kami
lanjutkan setelah sebelumnya aku titipkan motorku pada nya, dan aku memakai
motornya.
Sampai di Smesco
ternyata sudah agak siang, tepat jam sepuluh waktu itu kalau tidak salah. Tapi
lagi-lagi Allah mungkin Ingin melihat kesabaran kami, ternyata tukang ojek yang
membawa bunga sabun belum juga sampai di lokasi. Butuh kurang lebih satu jam
hingga akhirnya tukang ojek itu bisa sampai di Smesco. Dengan bunga sabun
barang dagangan kami yang tidak lagi semuanya utuh, kami akhirnya membuka stand
di sana jam sebelas siang. Akhirnya satu mimpi usaha pun tertunaikan, mimpi
bisa memasarkan barang dagangan di Smesco.
Kurang lebih jam
duabelas kurang limabelas menit aku meninggalkan smesco, karena harus mengambil
barang yang tertinggal di rumah. Hingga aku kembali selepas shalat jumat dan
mengambil barang, ternyata stand kami masih sepi. Hanya panas nya matahari
siang yang menemani istriku kala itu. Tapi kami masih terus menanamkan dalam
hati, Allah pasti punya rencana terbaik setelah ini.
Setelah bada
ashar, alhamdulillah mulai banyak orang yang berdatangan mengunjungi stand
kami. Dari yang hanya bertanya-tanya, hingga yang tertarik ingin bekerja sama
bahkan menawarkan bantuan ikut serta memasarkan produk kami ke rekan-rekan
sejawatnya. Alhamdulillah.... Allah selalu punya cara menyenangkan hamba-Nya.
Bada magrib
stand kami ternyata dipindahkan, dari posisinya dihalaman depan dekat panggung.
Menjadi ke dalam di area ruangan ber-ac dengan kesan bonafid. Dan itu,
alhamdulillah kami dapatkan dengan tanpa menambah biaya sepeserpun.
Alhamdulillah.....
Hingga menjelang
pulang, sekitar jam delapan malam ternyata stand kami masih saja belum
menhasilkan rupiah. Sementara untuk ini semua aku sudah mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit. Mas Andi, mentor bisnisku itu menawarkan agar aku kembali
membuka stand bunga sabun disana keesokkan harinya. Tapi aku menolak karena
merasa malu, beliau sudah sangat berjasa mewujudkan satu mimpi kecilku. Tapi
dia memaksa dengan dalih dia merasa bertanggungjawab, dia merasa sedih karena
mengetahui belum ada satu pun dagangan kami yang terjual, karenanya dia ingin
menggantikan ku menjaga stand bunga sabunku esok. Dan Allah lah yang
mempertemukan orang-orang baik dengan orang-orang baik pula.
Akhirnya setelah
sama-sama merasa ikhlas, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Dalam
perjalanan yang melelahkan itu, aku dan istri masih saling bertanya-tanya
tentang bagaimana nasib motorku. Kami khawatir motor itu akan memakan biaya
yang besar, padahal uang kami sudah habis dipakai pameran. Dengan tekad berbaik
sangka dan memasrahkan semua pada Allah, kami datangi ibu yang meminjami kami
motor itu. Subhanallah.... ternyata ibu itu sangat baik, uang yang kuberikan
sebagai tanda terima kasih dia pulangkan sebagiannya padaku. Motorku juga sudah
bisa berjalan seperti biasanya, dan tidak semahal yang aku kira.
Alhamdulillah....
Tapi tidak
sampai disitu saja pelajaran yang amat berharga di hari itu. Belum sampai kami
ke rumah, motorku kembali mogok dan mati tak bisa nyala. Berkali-kali aku coba
tetap saja tidak bisa, sempat terpikir untuk mengirimnya ke bengkel tapi aku
sudah tak punya uang lagi untuk itu. Walhasil.... malam itu kami jalan sejauh
kurang lebih setengah kilometer, dengan sisa tenaga ku tuntun motorku itu.
Hingga akhirnya sampailah kami dirumah, dengan rasa lelah yang mengalahkan
lapar.
Manusia punya
rencana, tapi Allah punya cinta yang akan dibagikan pada hamba-hamba-Nya dengan
cara-Nya. Dan aku anggap inilah cara Allah mencintai kami hari itu, dengan
ujian yang datang silih berganti. Moga saja setelah ini, akan datang
kemudahan-kemudahan Allah pada kami.
10 Mei 2015 ; 23:33 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar