Selasa, 12 Mei 2015

Pelajaran Itu Amat Berharga

Kala itu di hari Jum’at, 8 Mei 2015. Allah telah berbaik hati memberikan kami kesempatan untuk bisa memasarkan produk bunga sabun di gedung Smesco. Sebuah tempat di mana terpusat produk-produk UKM dan kreasi anak negeri. Sebuah kenyataan yang selama ini hanya jadi mimpi itu begitu indah. Melalui tangan dingin seorang anak muda, akhirnya kami bisa membuka stand dagangan bunga sabun kami di sana. Tapi banyak pelajaran yang amat berharga dihari itu.

Pagi itu selepas subuh aku dan istri bersama-sama membuat packing untuk dagangan bunga sabun kami, sedianya sebelum jam delapan pagi kami sudah harus ada di Smesco. Tapi karena keterbatasan SDM, kami baru bisa berangkat sekitar jam tujuh. Aku menyewa tukang ojek untuk membawa bunga sabun kami. Sedangkan aku dan istri mengikutinya dari belakang. Tapi manusia memang hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan yang terbaik bagi hamba-Nya.

Belum jauh dari rumah, tiba-tiba motorku mogok. Mesinnya gak mau nyala. Aku yang gak begitu ngerti soal motor agak tegang juga dibuatnya. Pasalnya dagangan bunga sabunku sudah jauh di depan dibawa tukang ojek. Dalam kondisi genting itu, istriku berusaha mencari bantuan. Kami masuk ke sebuah perkampungan, mencoba mencari bengkel yang barangkali sudah buka. Tapi tetap juga tidak ada.


Alhamdulillah seorang ibu akhirnya menawarkan motor nya untuk kami pakai. Dia seperti yang begitu percaya pada kami, padahal belum pernah kami bertemu sebelum ini. Tapi Tangan Allah Yang menggerakkan nya menolong kami. Dan perjalanan pun bisa kami lanjutkan setelah sebelumnya aku titipkan motorku pada nya, dan aku memakai motornya.

Sampai di Smesco ternyata sudah agak siang, tepat jam sepuluh waktu itu kalau tidak salah. Tapi lagi-lagi Allah mungkin Ingin melihat kesabaran kami, ternyata tukang ojek yang membawa bunga sabun belum juga sampai di lokasi. Butuh kurang lebih satu jam hingga akhirnya tukang ojek itu bisa sampai di Smesco. Dengan bunga sabun barang dagangan kami yang tidak lagi semuanya utuh, kami akhirnya membuka stand di sana jam sebelas siang. Akhirnya satu mimpi usaha pun tertunaikan, mimpi bisa memasarkan barang dagangan di Smesco.

Kurang lebih jam duabelas kurang limabelas menit aku meninggalkan smesco, karena harus mengambil barang yang tertinggal di rumah. Hingga aku kembali selepas shalat jumat dan mengambil barang, ternyata stand kami masih sepi. Hanya panas nya matahari siang yang menemani istriku kala itu. Tapi kami masih terus menanamkan dalam hati, Allah pasti punya rencana terbaik setelah ini.

Setelah bada ashar, alhamdulillah mulai banyak orang yang berdatangan mengunjungi stand kami. Dari yang hanya bertanya-tanya, hingga yang tertarik ingin bekerja sama bahkan menawarkan bantuan ikut serta memasarkan produk kami ke rekan-rekan sejawatnya. Alhamdulillah.... Allah selalu punya cara menyenangkan hamba-Nya.

Bada magrib stand kami ternyata dipindahkan, dari posisinya dihalaman depan dekat panggung. Menjadi ke dalam di area ruangan ber-ac dengan kesan bonafid. Dan itu, alhamdulillah kami dapatkan dengan tanpa menambah biaya sepeserpun. Alhamdulillah.....

Hingga menjelang pulang, sekitar jam delapan malam ternyata stand kami masih saja belum menhasilkan rupiah. Sementara untuk ini semua aku sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mas Andi, mentor bisnisku itu menawarkan agar aku kembali membuka stand bunga sabun disana keesokkan harinya. Tapi aku menolak karena merasa malu, beliau sudah sangat berjasa mewujudkan satu mimpi kecilku. Tapi dia memaksa dengan dalih dia merasa bertanggungjawab, dia merasa sedih karena mengetahui belum ada satu pun dagangan kami yang terjual, karenanya dia ingin menggantikan ku menjaga stand bunga sabunku esok. Dan Allah lah yang mempertemukan orang-orang baik dengan orang-orang baik pula.

Akhirnya setelah sama-sama merasa ikhlas, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan yang melelahkan itu, aku dan istri masih saling bertanya-tanya tentang bagaimana nasib motorku. Kami khawatir motor itu akan memakan biaya yang besar, padahal uang kami sudah habis dipakai pameran. Dengan tekad berbaik sangka dan memasrahkan semua pada Allah, kami datangi ibu yang meminjami kami motor itu. Subhanallah.... ternyata ibu itu sangat baik, uang yang kuberikan sebagai tanda terima kasih dia pulangkan sebagiannya padaku. Motorku juga sudah bisa berjalan seperti biasanya, dan tidak semahal yang aku kira. Alhamdulillah....

Tapi tidak sampai disitu saja pelajaran yang amat berharga di hari itu. Belum sampai kami ke rumah, motorku kembali mogok dan mati tak bisa nyala. Berkali-kali aku coba tetap saja tidak bisa, sempat terpikir untuk mengirimnya ke bengkel tapi aku sudah tak punya uang lagi untuk itu. Walhasil.... malam itu kami jalan sejauh kurang lebih setengah kilometer, dengan sisa tenaga ku tuntun motorku itu. Hingga akhirnya sampailah kami dirumah, dengan rasa lelah yang mengalahkan lapar.

Manusia punya rencana, tapi Allah punya cinta yang akan dibagikan pada hamba-hamba-Nya dengan cara-Nya. Dan aku anggap inilah cara Allah mencintai kami hari itu, dengan ujian yang datang silih berganti. Moga saja setelah ini, akan datang kemudahan-kemudahan Allah pada kami.      


10 Mei 2015 ; 23:33 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...