Jumat, 13 September 2019

Mari Belajar Berdamai Atas Hinaan


“Ketika seseorang menghina kamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka.” (Presiden Indonesia Ketiga, BJ Habibie)

Mr Crack yang begitu dikagumi dunia, yang menemukan Crack Progression Theory yang detail menghitung hingga level atom letak awal keretakan pesawat. Dia lah BJ Habibie sang presiden Indonesia ketiga, yang dengan gagah nya melewati hinaan yang pernah diterima nya justru dari para menteri bawahan nya sendiri. Mr Crack itu berhasil berdamai atas hinaan untuk nya dengan mengukir kenangan sejarah kuat nya nilai tukar rupiah dan masuk nya bank syariah di bawah kepemimpinan nya pada waktu itu.


“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Rum: 60)

Saat itu, Muhammad Rasulullah Saw bersimbah darah akibat timpukan batu penduduk Thaif. Hingga Allah datangkan malaikat penjaga gunung yang menawarkan bantuan, namun Rasulullah Saw malah mendoakan penduduk Thaif tersebut agar dari keturunan mereka ada yang bertauhid dan menyebarkan Islam.

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65-66)

Hinaan, seolah akan selalu melekat pada mereka yang berusaha berbuat kebaikan. Semua catatan kehidupan para pahlawan pun terwarnai dengan ketegaran menghadapi hinaan. Mereka bisa berdamai atas hinaan yang menimpa nya, dan membalas nya dengan karya terindah sepanjang sejarah manusia.  

Berdamai atas hinaan, bukanlah hal mudah bagi manusia. Allah Swt memberikan tips dalam Al-Qur’an bagaimana seharusnya bersikap saat dihina;

“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu ajal.” (QS. Al-Hijr: 97-99)

Ayat tersebut mengabarkan pada manusia bahwa berdamai atas hinaan adalah dengan cara shalat dan memurnikan penyembahan hanya kepada dan untuk Allah Swt saja. Shalat adalah kegiatan yang di dalam nya terkumpul beragam dzikir penentram hati. Hinaan akan membuat hati gelisah bahkan tergores pedih, maka dzikir lah penenang nya yang kan membuat manusia merasa senang.

“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaha: 130)

Sejatinya, hinaan yang datang pada orang-orang yang selalu ingin berbuat dan mengajak pada kebaikan adalah luka yang perih bagi mereka yang dengki atas berlaku nya kebaikan di atas muka bumi. Perbuatan baik yang amat sangat sering mendapatkan hinaan menyakitkan adalah ketika orang-orang beriman mengupayakan kokoh nya kesatuan dan persatuan diantara sesama muslim.

Orang-orang munafik dalam sejarah selalu berupaya memecah belah. Sebagaimana para penjajah bangsa ini dulu mengadu domba sesama anak negeri. Hingga kadang diantara manusia yang di adu domba itu tidak sadar mereka saling menghina satu sama lain. Padahal dengan indahnya Allah Swt mengabarkan dan mengajarkan pada manusia;

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hijr: 94)

“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS. Ali Imran: 119)   

Dengan demikian, mari belajar berdamai atas hinaan yang menimpa kita. Mari kita jadikan shalat dan dzikir sebagai senjata penentram hati atas ucapan dan kekejian perkataan para penghina. Dan orang-orang beriman seharusnya bukanlah bagian para penghina kebenaran setelah kebenaran itu nyata telah datang.

“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.” (QS. At-Taubah: 79)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...