Senin, 13 Juli 2020

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah



Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan ditanya wartawan mengenai keberhasilan nya di Turki. Erdogan menjawab;

"Disini saya percaya pada tiga hal; Pertama, manajemen sumber daya manusia. Kedua, manajemen informasi. Dan ketiganya adalah manajemen keuangan. Kesuksesan anda pada tiga hal ini, maka anda akan mencapai hasil yang luar biasa dan kami sekarang ini dalam perjalanan untuk mewujudkan itu semua. Ketika kami bisa mencapai itu semua dengan sepenuhnya, maka tingkat keberhasilan kami akan naik lagi. Inilah yang terjadi."


Saya ulangi ya point penting nya;
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Manajemen Informasi
3. Manajemen Keuangan

Selain itu biografi Erdogan sejak kecil dikisahkan dalam buku tersebut bahwa dia amat taat pada Islam sebagai agama nya. Hal ini mengingatkan saya pada ayat Allah yang berbunyi;

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ﴿النور : ۵۵﴾

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nur: 55)

Maka tidak heran jika belakangan ini salah satu kesuksesan nya dalam menjaga kehormatan Islam adalah dengan mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid. Setelah sebelum nya selama ratusan tahun berfungsi sebagai museum.


Senin, 29 Juni 2020

LGBT dan Pemboikotan Unilever



Bismillah....

Moga tulisan ini tidak mengundang perdebatan.

Beberapa hari belakangan banyak tersebar ajakan boikot produk Unilever karena brand global tsb mendukung LGBT.

Sampai-sampai pada suatu postingan Saya temukan Unilever Indonesia mengklarifikasi bahwa mereka berlepas diri dr pernyataan Unilever international yg mendukung LGBT.

Sebenarnya menurut saya masalah ini sdh lama ada, juga suara-suara pemboikotan produk tsb sudah lama Kita dengar, ini hanya pengulangan saja.

Unilever suka tidak suka, mau tidak mau produk-produk nya tak jarang masih ada di dapur-dapur kita, bertengger di kamar mandi kita, menghiasi &/ mengharumi ruangan tamu kita.

Unilever di sadari atau tidak, produk nya hampir menyisir kebutuhan harian kita. Dari mulai penyedap makanan sampe penyedap bau badan. Dari produk pembersih lantai hingga produk pembersih pakaian, bahkan pembersih mulut dan nafas.

Jika kita memang peduli akan kemandirian produk kebutuhan yang bersih dari keberpihakan pada gerakan-gerakan tertentu, seharusnya kita mampu bekerja sama membangun & menyediakan produk tersebut dari hulu ke hilir. Dari bahan pangan hingga siap pakai.

Sebagai seorang muslim saya meyakini bahwa LGBT adalah gerakan terlarang yang dilaknat Allah. Tapi kita harus rasional dengan peduli akan pemenuhan kebutuhan harian masyarakat. Tidak bisa serta merta melarang atau memboikot tanpa ada solusi sebagai substitusi nya.

Alhamdulillah, pelan-pelan saya sendiri memang sudah mulai menggunakan produk" herbal yang in syaa Allah lebih bisa terjamin & dipertanggungjawabkan ke-halal-an nya.

Saking sering merasakan manfaat nya, Saya sampe menjadi penggerak yang turut memasarkan nya. Saya review produk-produk nya dalam blog ramuansehathpai.blogspot.com

Jadi kalau kita kembali pada Unilever, harus nya bukan hanya pemboikotan yang disuarakan. Tapi juga saran produk pengganti yang lebih baik lagi. Dan saya percayakan pada HPAI.

Minggu, 21 Juni 2020

Mari Belajar dari Goncangan

Mari Belajar dari Goncangan

 

Berabad-abad silam pernah terjadi kekacauan ditengah-tengah manusia, saat patung-patung berhala disembah dan kekerasan serta perbudakan terjadi dimana-mana. Kondisi ini membuat seorang pemuda Quraisy merenung dalam gua, sampai akhirnya Jibril datang menyuruhnya membaca.

Pemuda itu adalah Muhammad Rasulullah, manusia mulia yang juga mengalami goncangan luar biasa dalam hidupnya. Sejak tubuh nya digoncang-goncangkan malaikat Jibril saat menerima wahyu pertama itu turun hingga akhir hayatnya yang menyisakan banyak keteladanan dalam menyikapi goncangan.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)

Wahyu pertama tersebut menjadi titik awal perubahan atas goncangan, dimana manusia di minta untuk membaca. Perintah membaca ini memang tidak mudah karena diperlukan ketekunan menikmati proses agar bisa memahami apa yang dibaca. Bahkan sumber bacaan hidup ini pun terbagi jadi dua, dimana ada yang tersirat dan yang tersurat.

Seperti dengan yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan kita, makhluk kecil bernama corona telah membuat tatanan kehidupan berubah. Namun perubahan itu malah membuat banyak manusia tergoncang ketakutan dan seperti hidup dalam keterasingan dalam rumahnya masing-masing.

Mari kita belajar dari goncangan akibat perubahan tatanan kehidupan baru saat ini. Silahkan kembali renungi ayat-ayat Allah berikut;

”Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah: 155)

”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

”Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Ketiga ayat di atas rasanya seperti puzzle yang akan membentuk pemandangan indah dalam hidup. Dimana goncangan adalah ujian yang bukan hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang kuat menerapkan kesabaran nya.

Tapi juga mempunyai kesadaran bahwa mereka hanya akan bisa melalui semua goncangan ujian jika mau melakukan perubahan terhadap diri mereka sendiri.

Dan mereka berteguh hati serta fokus dalam proses perubahan tersebut karena meyakini Allah, Rasulullah dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaan yang mereka lakukan demi perubahan dan kebermanfaatan.

Mari sama-sama belajar dari goncangan, seperti tulisan penuh hikmah ini yang hadir karena terinspirasi dari obrolan pagi pekanan. Goncangan hanya akan bisa dilalui oleh pemilik mental-mental hebat yang yakin akan pertolongan Tuhannya. Dan semoga kita termasuk di dalamnya.

“Kalau aku hidup, aku tidak akan takut kehilangan makanan. Kalau aku mati, aku tidak takut kehilangan kuburan. Cita-citaku adalah cita-cita pemimpin, jiwaku adalah jiwa merdeka yang melihat kelemahan sebagai kekufuran.” ( Imam Syafi’i )

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...