Belajar dari Hikmah
Coretan Hati dan Pembelajaran Pribadi
Senin, 13 Juli 2020
Hagia Sophia dan Janji Allah
Senin, 29 Juni 2020
LGBT dan Pemboikotan Unilever
Moga tulisan ini tidak mengundang perdebatan.
Beberapa hari belakangan banyak tersebar ajakan boikot produk Unilever karena brand global tsb mendukung LGBT.
Sampai-sampai pada suatu postingan Saya temukan Unilever Indonesia mengklarifikasi bahwa mereka berlepas diri dr pernyataan Unilever international yg mendukung LGBT.
Sebenarnya menurut saya masalah ini sdh lama ada, juga suara-suara pemboikotan produk tsb sudah lama Kita dengar, ini hanya pengulangan saja.
Unilever suka tidak suka, mau tidak mau produk-produk nya tak jarang masih ada di dapur-dapur kita, bertengger di kamar mandi kita, menghiasi &/ mengharumi ruangan tamu kita.
Unilever di sadari atau tidak, produk nya hampir menyisir kebutuhan harian kita. Dari mulai penyedap makanan sampe penyedap bau badan. Dari produk pembersih lantai hingga produk pembersih pakaian, bahkan pembersih mulut dan nafas.
Jika kita memang peduli akan kemandirian produk kebutuhan yang bersih dari keberpihakan pada gerakan-gerakan tertentu, seharusnya kita mampu bekerja sama membangun & menyediakan produk tersebut dari hulu ke hilir. Dari bahan pangan hingga siap pakai.
Sebagai seorang muslim saya meyakini bahwa LGBT adalah gerakan terlarang yang dilaknat Allah. Tapi kita harus rasional dengan peduli akan pemenuhan kebutuhan harian masyarakat. Tidak bisa serta merta melarang atau memboikot tanpa ada solusi sebagai substitusi nya.
Alhamdulillah, pelan-pelan saya sendiri memang sudah mulai menggunakan produk" herbal yang in syaa Allah lebih bisa terjamin & dipertanggungjawabkan ke-halal-an nya.
Saking sering merasakan manfaat nya, Saya sampe menjadi penggerak yang turut memasarkan nya. Saya review produk-produk nya dalam blog ramuansehathpai.blogspot.c
Jadi kalau kita kembali pada Unilever, harus nya bukan hanya pemboikotan yang disuarakan. Tapi juga saran produk pengganti yang lebih baik lagi. Dan saya percayakan pada HPAI.
Minggu, 21 Juni 2020
Mari Belajar dari Goncangan
Mari
Belajar dari Goncangan
Berabad-abad
silam pernah terjadi kekacauan ditengah-tengah manusia, saat patung-patung
berhala disembah dan kekerasan serta perbudakan terjadi dimana-mana. Kondisi
ini membuat seorang pemuda Quraisy merenung dalam gua, sampai akhirnya Jibril
datang menyuruhnya membaca.
Pemuda
itu adalah Muhammad Rasulullah, manusia mulia yang juga mengalami goncangan
luar biasa dalam hidupnya. Sejak tubuh nya digoncang-goncangkan malaikat Jibril
saat menerima wahyu pertama itu turun hingga akhir hayatnya yang menyisakan
banyak keteladanan dalam menyikapi goncangan.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)
Wahyu
pertama tersebut menjadi titik awal perubahan atas goncangan, dimana manusia di
minta untuk membaca. Perintah membaca ini memang tidak mudah karena diperlukan
ketekunan menikmati proses agar bisa memahami apa yang dibaca. Bahkan sumber
bacaan hidup ini pun terbagi jadi dua, dimana ada yang tersirat dan yang
tersurat.
Seperti
dengan yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan kita, makhluk kecil bernama
corona telah membuat tatanan kehidupan berubah. Namun perubahan itu malah
membuat banyak manusia tergoncang ketakutan dan seperti hidup dalam
keterasingan dalam rumahnya masing-masing.
Mari
kita belajar dari goncangan akibat perubahan tatanan kehidupan baru saat ini.
Silahkan kembali renungi ayat-ayat Allah berikut;
”Dan Kami pasti akan menguji kamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah:
155)
”Baginya (manusia) ada
malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d:
11)
”Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu,
maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang
mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. At-Taubah: 105)
Ketiga
ayat di atas rasanya seperti puzzle yang akan membentuk pemandangan indah dalam
hidup. Dimana goncangan adalah ujian yang bukan hanya bisa dilalui oleh
orang-orang yang kuat menerapkan kesabaran nya.
Tapi
juga mempunyai kesadaran bahwa mereka hanya akan bisa melalui semua goncangan
ujian jika mau melakukan perubahan terhadap diri mereka sendiri.
Dan
mereka berteguh hati serta fokus dalam proses perubahan tersebut karena
meyakini Allah, Rasulullah dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaan yang
mereka lakukan demi perubahan dan kebermanfaatan.
Mari
sama-sama belajar dari goncangan, seperti tulisan penuh hikmah ini yang hadir
karena terinspirasi dari obrolan pagi pekanan. Goncangan hanya akan bisa
dilalui oleh pemilik mental-mental hebat yang yakin akan pertolongan Tuhannya.
Dan semoga kita termasuk di dalamnya.
Hagia Sophia dan Janji Allah
Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...
-
Jangan Jadi Ular, Jadilah Kupu-kupu Karena kesabaran adalah pergerakan, karena kesabaran adalah perbuatan. Maka jangan jadi ular...
-
Gubernur Ngeyel Gubernur satu ini memang keras kepala, sejak awal wabah corona ada di Indonesia, orang yang paling berkuasa di ...
-
--> seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti memaksakan...