Minggu, 21 Juni 2020

Mari Belajar dari Goncangan

Mari Belajar dari Goncangan

 

Berabad-abad silam pernah terjadi kekacauan ditengah-tengah manusia, saat patung-patung berhala disembah dan kekerasan serta perbudakan terjadi dimana-mana. Kondisi ini membuat seorang pemuda Quraisy merenung dalam gua, sampai akhirnya Jibril datang menyuruhnya membaca.

Pemuda itu adalah Muhammad Rasulullah, manusia mulia yang juga mengalami goncangan luar biasa dalam hidupnya. Sejak tubuh nya digoncang-goncangkan malaikat Jibril saat menerima wahyu pertama itu turun hingga akhir hayatnya yang menyisakan banyak keteladanan dalam menyikapi goncangan.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)

Wahyu pertama tersebut menjadi titik awal perubahan atas goncangan, dimana manusia di minta untuk membaca. Perintah membaca ini memang tidak mudah karena diperlukan ketekunan menikmati proses agar bisa memahami apa yang dibaca. Bahkan sumber bacaan hidup ini pun terbagi jadi dua, dimana ada yang tersirat dan yang tersurat.

Seperti dengan yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan kita, makhluk kecil bernama corona telah membuat tatanan kehidupan berubah. Namun perubahan itu malah membuat banyak manusia tergoncang ketakutan dan seperti hidup dalam keterasingan dalam rumahnya masing-masing.

Mari kita belajar dari goncangan akibat perubahan tatanan kehidupan baru saat ini. Silahkan kembali renungi ayat-ayat Allah berikut;

”Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah: 155)

”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

”Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Ketiga ayat di atas rasanya seperti puzzle yang akan membentuk pemandangan indah dalam hidup. Dimana goncangan adalah ujian yang bukan hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang kuat menerapkan kesabaran nya.

Tapi juga mempunyai kesadaran bahwa mereka hanya akan bisa melalui semua goncangan ujian jika mau melakukan perubahan terhadap diri mereka sendiri.

Dan mereka berteguh hati serta fokus dalam proses perubahan tersebut karena meyakini Allah, Rasulullah dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaan yang mereka lakukan demi perubahan dan kebermanfaatan.

Mari sama-sama belajar dari goncangan, seperti tulisan penuh hikmah ini yang hadir karena terinspirasi dari obrolan pagi pekanan. Goncangan hanya akan bisa dilalui oleh pemilik mental-mental hebat yang yakin akan pertolongan Tuhannya. Dan semoga kita termasuk di dalamnya.

“Kalau aku hidup, aku tidak akan takut kehilangan makanan. Kalau aku mati, aku tidak takut kehilangan kuburan. Cita-citaku adalah cita-cita pemimpin, jiwaku adalah jiwa merdeka yang melihat kelemahan sebagai kekufuran.” ( Imam Syafi’i )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hagia Sophia dan Janji Allah

Hagia Sophia dan Janji Allah Syarif Taghian dalam bukunya, Erdogan: Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki mengisahkan saat Erdogan dit...