“Ketika seseorang menghina kamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka.” (Presiden Indonesia Ketiga, BJ Habibie)
Mr Crack
yang begitu dikagumi dunia, yang menemukan Crack Progression Theory yang detail
menghitung hingga level atom letak awal keretakan pesawat. Dia lah BJ Habibie
sang presiden Indonesia ketiga, yang dengan gagah nya melewati hinaan yang
pernah diterima nya justru dari para menteri bawahan nya sendiri. Mr Crack itu
berhasil berdamai atas hinaan untuk nya dengan mengukir kenangan sejarah kuat
nya nilai tukar rupiah dan masuk nya bank syariah di bawah kepemimpinan nya
pada waktu itu.
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya
janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak
meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Rum: 60)
Saat
itu, Muhammad Rasulullah Saw bersimbah darah akibat timpukan batu penduduk
Thaif. Hingga Allah datangkan malaikat penjaga gunung yang menawarkan bantuan,
namun Rasulullah Saw malah mendoakan penduduk Thaif tersebut agar dari
keturunan mereka ada yang bertauhid dan menyebarkan Islam.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka
(tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab,
“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah:
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami
memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab
golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat
dosa.” (QS. At-Taubah: 65-66)
Hinaan,
seolah akan selalu melekat pada mereka yang berusaha berbuat kebaikan. Semua
catatan kehidupan para pahlawan pun terwarnai dengan ketegaran menghadapi
hinaan. Mereka bisa berdamai atas hinaan yang menimpa nya, dan membalas nya
dengan karya terindah sepanjang sejarah manusia.
Berdamai
atas hinaan, bukanlah hal mudah bagi manusia. Allah Swt memberikan tips dalam
Al-Qur’an bagaimana seharusnya bersikap saat dihina;
“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui,
bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka
bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang
bersujud (shalat), dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu ajal.” (QS.
Al-Hijr: 97-99)
Ayat
tersebut mengabarkan pada manusia bahwa berdamai atas hinaan adalah dengan cara
shalat dan memurnikan penyembahan hanya kepada dan untuk Allah Swt saja. Shalat
adalah kegiatan yang di dalam nya terkumpul beragam dzikir penentram hati.
Hinaan akan membuat hati gelisah bahkan tergores pedih, maka dzikir lah
penenang nya yang kan membuat manusia merasa senang.
“Maka sabarlah kamu atas apa yang
mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari
dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari
dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaha:
130)
Sejatinya, hinaan yang datang pada orang-orang yang selalu ingin berbuat dan mengajak pada kebaikan adalah luka yang perih bagi mereka yang dengki atas berlaku nya kebaikan di atas muka bumi. Perbuatan baik yang amat sangat sering mendapatkan hinaan menyakitkan adalah ketika orang-orang beriman mengupayakan kokoh nya kesatuan dan persatuan diantara sesama muslim.
Sejatinya, hinaan yang datang pada orang-orang yang selalu ingin berbuat dan mengajak pada kebaikan adalah luka yang perih bagi mereka yang dengki atas berlaku nya kebaikan di atas muka bumi. Perbuatan baik yang amat sangat sering mendapatkan hinaan menyakitkan adalah ketika orang-orang beriman mengupayakan kokoh nya kesatuan dan persatuan diantara sesama muslim.
Orang-orang
munafik dalam sejarah selalu berupaya memecah belah. Sebagaimana para penjajah
bangsa ini dulu mengadu domba sesama anak negeri. Hingga kadang diantara
manusia yang di adu domba itu tidak sadar mereka saling menghina satu sama
lain. Padahal dengan indahnya Allah Swt mengabarkan dan mengajarkan pada
manusia;
“Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hijr: 94)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka,
padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab
semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami
beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari
antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):
"Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui
segala isi hati.” (QS. Ali Imran: 119)
Dengan
demikian, mari belajar berdamai atas hinaan yang menimpa kita. Mari kita
jadikan shalat dan dzikir sebagai senjata penentram hati atas ucapan dan
kekejian perkataan para penghina. Dan orang-orang beriman seharusnya bukanlah
bagian para penghina kebenaran setelah kebenaran itu nyata telah datang.
“(Orang-orang munafik itu) yaitu
orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan
sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan)
selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka.
Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.”
(QS. At-Taubah: 79)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar